suasana ketika pasukan militer Belanda melakukan agresinya yang kedua pada tanggal 19 Desember 1948.
Tampak dalam
gambar tiga personil militer Belanda berdiri di atas trotoar
Malioboro di depan deretan toko dan pedagang kaki lima. Tampak
bahwa trotoar di depan toko-toko itu masih terbuka (belum
beratap-menyatu dengan atap toko seperti sekarang). Jalan Malioboro
yang tampak dalam gambar itu benar-benar lengang kecuali terisi
oleh para pedagang yang berkegiatan di sisi-sisi jalan. Barangkali
orang-orang Yogyakarta waktu itu takut memasuki jantung kota yang
telah diduduki Belanda. Mereka (termasuk para gerilyawan) memilih
berdiam di luar kota.