Djokjakarta

Monday, 2 June 2014

7th Tank Squadron

Tank Skuadron 7 mulai berpatroli jalan kaki di sekitar Salatiga . Dan mengambil alih perlindungan dari pembangkit listrik di Djelok . Ditambah menembak latihan di pegunungan di Banjoe Biroe . Selama Aksi Polisi -2 Tank Skuadron 7 dijamin jembatan dan insinyur yang bekerja selama muka pada Djokjakarta . Setelah ini mengambil tugas patroli lagi selain berpartisipasi dalam beberapa operasi yang lebih besar sekitar Bloembang , Djokja , dan Sentolo . Pada awal Januari Tank Skuadron 7 ambil bagian dalam serangan mendadak pada Wates dengan tujuan untuk melakukan kontak dengan W Brigade .
Dan bekerja sama dengan 1 -15 Resimen Infantri rute konvoi antara Djokja ke Magelang terus terbuka dan besar di sekitarnya di bawah kontrol . Patroli dilakukan baik dengan berjalan kaki dan dengan tank dan kendaraan bersenjata .
Ketika lawan mencoba menyerang dan merebut Yogya pada 1 Maret 1949 dengan memblokir semua jalan dan mengisolasi pos-pos yang lebih kecil . Itu peleton 3 dari Tank Skuadron ke-7 , yang hancur serangan itu dan terdengar alarm . Bersama dengan KNIL Infantri V dan 2 Bersenjata Car Skuadron Tank Skuadron 7 jijik serangan itu . Bergegas jalan sempit di dua tangki patroli Cadangan 2nd Letnan G. van Osch jatuh ke dalam penyergapan ketika riegelmine Jerman didorong keluar di depan tangki meniup jalur yang benar dari tanknya . Menembak dengan segala sesuatu yang mereka punya dua tank ditarik kembali keluar dari zona membunuh ( Cadangan 2 Letnan G. van Osch tangki menggunakan jalur kiri ) dan menjijikkan lawan sampai 2 peleton datang untuk menyelamatkan mereka menjawab panggilan untuk bantuan di radio .Ketika menjadi diketahui bahwa Djokjakarta itu harus dievakuasi dan diberikan kembali ke lawan . Lawan masih terus aktif di daerah dan menunda redrawal tersebut . Tapi evakuasi terus dan pada 30 Juni 1949 peleton tank -3 dari Tank Skuadron 7 meninggalkan Yogya bersama peleton 3 dari 2e Eskadron Pantserwagens sebagai unit Belanda terakhir.
Setelah Djokjakarta Tank Skuadron 7 ditempatkan di Magelang untuk reorganisasi dan istirahat . Selain kerja normal dengan unit yang berbeda dari Brigade Tijger peleton infanteri digunakan untuk menjaga Staf Brigade di Salatiga . Pada 17 Desember 1949 daerah sekitar Magelang diberikan kembali ke lawan . Kecuali posisi bernama poci kopi pertanian kopi sepi antara Magelang dan Ambarawa adalah Cadangan 2nd Letnan G. van Osch tinggal di belakang dengan 2 dan 3 tank pleton , peleton pengintaian dan pasokan detasemen besar . Tapi meskipun mereka berada di tengah-tengah daerah terus oleh lawan . Banyak pemimpin kampung bertanya G. van Osch untuk terus menjalankan patroli bersenjata . Untuk mengamankan daerah terhadap geng bersenjata dan sejumlah besar babi liar yang membuat banyak kerusakan di sawah-sawah . Oleh karena itu kesepakatan dibuat dengan lawan di daerah . Untuk terus menjalankan patroli bersenjata untuk membuat daerah aman dan untuk mendukung otoritas lokal .
 komandanKapten F. Kouwenhoven 17-11-1947 sampai 17-12-1948Kapten J. R. Schoemaker 18-12-1948 untukKapten J. J. belenggu1st Letnan W. K. Brederode 09-49 untukCadangan 2nd Letnan G. van Osch
 
 Pemimpin pleton StafCadangan 2nd Letnan D. Riemers 17-11-1947 sampai 16-11-1949Cadangan 2nd Letnan Jhr . P. J. J. Six 17-11-49
 
Pemimpin peleton TankPeleton 1 Cadangan 2nd Letnan H. A. Mentink2 pleton Cadangan 2nd Letnan JJM Lensing ke 13-04-492 pleton 2nd Letnan Riemers 14-04-493 pleton Cadangan 2nd Letnan G. van Osch