Pada suatu
hari seorang pengantar surat menyerahkan sepucuk surat resmi yang isinya
singkat sekali yaitu pemuda Soeharto harus segera melapor untuk Dinas Militer
dan pada tanggal 1 Juni 1940 pemuda Soeharto diterima masuk Sekolah Militer di
Gombong Jawa Tengah. Dorongan lain yang menggugah Soeharto masuk KNIL adalah
keinginan yang besar untuk menyaksikan bagian lain dari tanah airnya, seperti
pemuda-pemuda lain, dia senang mengembara dan mengharapkan dengan memasuki dinas
tentara akan dapat memberikan kepadanya kehidupan yang lebih baikbila
dibandingkan dengan kehidupannya yang penuh kekurangan dimasa kecilnya.
Selama enam
bulan dididik sebagai seorang calon prajurit KNIL mereka berlatih siang dan
malam, sangat berbeda dengan apa yang dialaminya sewaktu di sekolah, menjadi
pembantu kyai maupun saat menjadi pembantu klerk bank. Setelah menyelesaikan
pendidikan tersebut prajurit Soeharto ditempatkan di batalion XIII di Rampal
dekat malang,Jawa Timur dengan pangkat kopral. Selama berdinas pangkat teringgi
yang dia sandang di KNIL adalah sersan. Pada saat Jepang menyerang Indonesia dan
pemerintah hindia belanda menyerah pada tanggal 8 Maret 1942, sersan Soeharto
beserta teman-temannya dari KNIL dapat menyelamatkan diri saat jepang menyerang
daerahnya. Karena tidak sanggup mempertahankan diri dari serangan pasukan
jepang , dalam keadaan terpencar akhirnya Soeharto memutuskan untuk kembali ke
kampung halamannya dan tinggal selama beberapa bulan di rumah keluarga
Prawiroharjo yang merupakan ayah angkatnya di wonogiri, suatu daerah dekat
solo.
Pada tanggal 3
Oktober 1943 Jepang membentuk pasukan sukarela PETA oleh Letnan Jenderal
Kumakici Harada panglima tentara XVI Jepang di Indonesia. Pembentukan PETA ini
berdasarkan Osama Seirei ( pengumuman pemerintah militer Jepang ) No.44 dimana
organisasi semi militer ini dimaksudkan untuk mendidik para pemuda pribumi
dalam bidang kemiliteran untuk membantu Jepang untuk mempertahankan wilayah
Indonesia dari serangan sekutu. Berita ini tersebar sampai pelosok daerah. Soeharto
dengan beberapa temannya pada awalnya mendaftarkan diri sebagai sukarelawan pasukan
polisi Jepang , Keibuho. Dia dikirim ke Yogyakarta untuk dididik menjadi polisi
pembantu Jepang selama empat bulan. Saat menjadi pembantu Kepala Kepolisian di
daerah Yogyakarta atas nasehat dari atasannya Soeharto disarankan untuk pindah
ke PETA dan menjalani pendidikan di Sekolah Militer Jepang Jawa Bo-Ei Gyugun
Kanbu Rensitai tempat pendidikan para perwira PETA di Bogor. Setelah lulus dan
diangkat menjadi Shodanco ( komandan Peleton ) dikirim ke kompi PETA yang
berada di wates. Setelah sempat di tarik kembali ke Jakarta Soehato kembali di
tugaskan di wates dan ditempatkan di pos pertahanan di wilayah pantai glahgah
dan ditempat ini mereka di wajibkan membangun jinshi ( lubang-lubang pertahanan
). Tidak lama bertugas di glagah Soehato dipindah ke Solo. Karena kebutuhan
organisasi Soeharto kembali di pindahkan ke Madiun untuk menduduki jabatan
sebagai Perwira Staf di Markas PETA. Pada saat Jepang menyerah kepada sekutu
dan sesuai dengan perintah Markas Besar Bala Tentara Jepang yaitu perintah
untuk membubarkan semua organisasi bersenjata Indonesia, maka pekerjaan atau
jabatan Soeharto di PETA pun berakhir. Pada tanggal 22 Agustus 1945 pemerintah RI
membentuk BKR . Soeharto beserta rekan-rekan seperjuangannya di PETA
menggabungkan diri menjadi anggota BKR. Soeharto bersama teman-temannya
membentuk satu kesatuan BKR di daerah Sentul (sekarang jalan kusuma negara, yogyakarta ) dan terpilih menjadi wakil
komandan , sedangkan komandannya adalah Omar Slamet seniornya semasa di PETA. (
Sumber : Buku Soeharto , Jenderal Besar dari Kemusuk. Disjarahad, 2010. hal 35-59
).
No comments:
Post a Comment