Seorang Kapten Belanda masuk ke dalam gedong agung dan menghadap Bung
Karno. “Tuan akan segera kami tangkap” Bung Karno tersenyum dan berkata
singkat “Ya, kami sudah tahu…” mata Bung Karno melihat ke arah Perdana
Menteri Hatta, Sjahrir, KSAU Surjadarma dan beberapa
menteri lainnya. Lalu dia berkata pada kabinet Hatta itu “Ayo kita
berangkat” Lalu Bung Karno dengan menenteng jas dan kopernya dibawa
seorang serdadu Belanda menumpang sebuah jeep dibawa ke Maguwo untuk
bertemu dengan Kolonel Van Langen, Komandan Brigade T.
“Saya harus diperlakukan sebagai Presiden Republik Indonesia, apa
yang anda lakukan sudah menyalahi hukum perang..” kata Bung Karno dengan
suara tegas pada Kolonel Van Langen. Kolonel Van Langen yang dari tadi
duduk kemudian berdiri dan berjalan ke mejanya, ia mengambil sebuah
surat dari atasannya. “Ini bacalah, Tuan” Bung
Karno mengambil kertas itu lalu membaca singkat. “Saya bukan bagian dari
negara Tuan, negeri kami sudah merdeka…dan saya adalah Presiden
Republik Indonesia, saya tidak mau kalian tangkap seperti
penjahat” Kolonel Van Langen agak gusar dengan jawaban Bung Karno tapi
dia juga tidak tahu status Bung Karno dalam penangkapan ini apa. Dia
berjalan keluar ruangan kerjanya dan menyuruh anak buahnya menghubungi
Jenderal Spoor. “Ya, ada apa Kolonel?”
“Jenderal, Tuan Sukarno minta kejelasan status”
“Ya, dia tawanan perang” Jawab Spoor singkat.
“Status tawanan apa?” tanya Van Langen.
“Presiden Republik Indonesia…biar saja, toh nanti akan segera kita
likuidir Republik itu”
“Ya kalau begitu baiklah….” Kolonel Van Langen melangkah ke dalam dan
menemui Bung Karno. “Tuan anda kami tawan sebagai Presiden Republik
Indonesia” Bung Karno tersenyum lebar. “Baiklah tapi ingat Kolonel
kalian punya
pemerintahan sudah bikin kesalahan fatal” wajah Van Langen meringis lalu
berkata pelan “Saya tidak tahu politik Tuan, saya hanya tahu perang”
Bung Karno tertawa. “Lalu kemana kami akan kalian bawa”
“Tuan akan kami putuskan setelah Tuan berada dalam pesawat, saya juga
tidak tahu dimana Tuan akan kami bawa” Wajah Bung Karno tiba-tiba muram
ia takut Belanda main curang dengan mentorpedo pesawatnya, tapi ia
menenangkan diri Belanda lebih sportif daripada Jepang.
“TuanSukarno besok Pagi Jenderal Mayoor Meijer akan datang menemui
Tuan” Bung Karno membenarkan letak duduknya “Jaantje Meijer sudah jadi
Jenderal?”
“Ya Tuan… Jenderal Mayoor” Jawab Van Langen singkat. Bung Karno tahu
Jaantje masih berpangkat Kolonel saat penyerbuan pasukan Belanda ke arah
selatan Jawa dan sekitar Gunung Slamet.
Paginya Jenderal Mayoor Meijer datang ke ruang tahanan Bung Karno.
Dengan berpakaian rapi dia menyapa sopan Bung Karno. “Goeden Morgen,Tuan
Sukarno apa kabar?” Bung Karno berdiri menyambut Meijer. “Baik Tuan
Meijer, saya masih Presiden Republik Indonesia” Meijer tertawa
dan mengajak Bung Karno bicara. ” Dengan serangan ini berarti pemerintahan Republik Indonesia sudah tidak ada lagi”
Bung Karno bungkem dia menaham marah mendengar kata-kata Meijer. “Tuan
Sukarno saya harap pasukan-pasukan liar ekstremis menghentikan
perlawanannya” Bung Karno semakin kesal mendengar ucapan
Meijer. Akhirnya Bung Karno bicara setelah mendengar Meijer bicara
panjang lebar tentang kemungkinan-kemungkinan masa depan. “Dengar Tuan
Meijer saya tidak akan tunduk dengan siapapun, Pasukanmu mungkin
berhasil menguasai Yogyakarta tapi pasukan-pasukan liar yang Tuan sebut
tadi, akan merebutnya kembali…Kami bukan orang yang gampang menyerah”
“Terserah Tuan tapi Tuan kami akan segera tawan di luar Jawa”
“Saya tidak takut”
Meijer menyalami Bung Karno dan pamit keluar.
Dua hari kemudian Bung Karno dan rombongan di bawa ke Brastagi. Lalu
mereka di pindahkan ke tepi danau Toba. Di danau Toba segerombolan
pemuda Republik nekat mau membebaskan Bung Karno cs namun keburu
ketahuan Belanda, mereka
kemudian diberondong peluru dan tewas semua. Di Prapat ini juga Bung
Karno mendengar bahwa dia mau di eksekusi mati. Hati Bung Karno gelisah
bukan main saat mendengar desas desus dia mau dieksekusi dari salah
seorang pelayan yang nangis-nangis karena mendengar kabar dari
seorang serdadu Belanda Bung Karno mau dieksekusi. Bung Karno berjalan
ke kamarnya dan membuka Al Qur’an dengan sembarang lalu menemukan sebuah
ayat yang berbunyi : Mati Hidup manusia di tangan
Allah SWT. Setelah itu hati Bung Karno tenang. Tak lama kemudian Bung Karno dipindahkan ke Bangka.
Sumber : http://kolomsejarah.wordpress.com/2010/03/21/penangkapan-sukarno-dan-perdebatan-sukarno-dengan-jenderal-spoor-dan-jenderal-mayoor-jaantje-meijer/#comments
No comments:
Post a Comment