Persitiwa
Insiden Bendera pada tanggal 21-9-1945 ini diawali dengan sekelompok pemuda
mendatangi gedung Balai Mataram / gedung seni sono untuk mengibarkan bendera
merah putih. Setelah bendera berhasil dikibarkan kemudian datanglah serdadu
Jepang dari Gedung Cokan Kantai (Gedung Agung)yang berusaha untuk membubarkan
kelompok pemuda itu dan kemudian menurunkan bendera merah putih dan
menggantinya kembali dengan bendera hinomaru.
Kira-kira
pukul 12.00 datang secara berduyun-duyun massa rakyat dan pemuda mendatangi
Cokan Kantai dengan membawa senjata seadanya seperti golok, tombak,palu, bambu runcing
dan lain-lain. Melihat kondisi yang semakin panas maka Jepang mempersiapkan serdadu-serdadunya dengan
bersenjata lengkap untuk menghadang massa yang semakin merangsek untuk memasuki
area gedung Cokan Kantai tersebut. Melihat pasukan yang bersenjata lengkap
ternyata tidak menciutkan nyali massa dan para pemuda tersebut. Tanpa
memperdulikan keadaan mereka terus merangsek masuk dan menerobos penjagaan
pasukan Jepang untuk menurunkan bendera hinomaru. Tercatat 5 orang pemuda dan 1
pemudi menerobos masuk dan menaiki atap gedung tersebut dan menurunkan bendera
hinomaru serta menggantinya dengan bendera Merah Putih serta mereka
bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya serta memekikan kata “Merdeka”.
Ke
enam orang tersebut adalah : Kapten (polisi) Slamet C, Siti Ngaisah, Sultan
Iljas, Supardi, Rusli dan H.Samawi (PU Harian Kedaulatan Rakyat).
Sumber
: Sejarah Revolusi Kemerdekaan (1945-1949), Direktorat Sejarah dan Nilai
Tradisional, 1991.
No comments:
Post a Comment