Djokjakarta

Thursday, 9 January 2014

Selokan Mataram

Sri Sultan Hamengkubuwono IX almarhum adalah pribadi yang cinta pada rakyatnya. Bukti-bukti cinta beliau terpampang di seluruh sudut Djogdjakarta dan dapat kita nikmati hingga saat ini. Di antaranya adalah kesediaan beliau bergabung dengan NKRI, penyusunan Serangan Umum 1 Maret 1049, pembuatan Selokan Mataram, hibah tanah untuk UGM, dan masih banyak lagi lainnya.

Dalam rangka menyongsong peringatan 100 tahun Sri Sultan HB IX yang akan jatuh pada bulan April tahun ini, hari ini saya dan tim Roemah Pelantjong menemui Gusti Pembayun untuk menelusuri kembali cuplikan-cuplikan bukti cinta Sultan HB IX pada rakyat Djogdjakarta, NKRI, dan sesama umat manusia. Berikut sedikit yang bisa kami kumpulkan.

Selokan Mataram

Selokan Mataram adalah salah satu prasasti cinta Sultan pada rakyat Djogdjakarta.

Sekitar tahun 1943, penjajah Jepang sedang gencar mengadakan romusha untuk mengambil kekayaan alam Indonesia guna mendukung perang mereka melawan sekutu.

Raja Djogdjakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang mengetahui kekejaman tentara Jepang berpikir bagaimana menyelamatkan rakyat Djogdjakarta agar terhindar dari romusha.

Lalu kepada Jepang beliau mengatakan bahwa Djogdjakarta adalah daerah tandus tadah hujan dengan hasil bumi berupa ketela. Karena itu Sultan meminta Jepang agar menyuruh rakyat Djogdjakarta membangun selokan yang menghubungkan Kali Progo dengan Kali Opak. Sehingga nantinya di musim kemaraupun lahan pertanian di Djogdjakarta dapat menghasilkan padi dan bisa membantu kebutuhan tentara Jepang.

Ternyata Jepang mendengarkan sabda Sultan dan terbebaslah warga Djogdjakarta dari Romusha, diganti dengan membangun saluran air yang sebenarnya untuk kemakmuran warga juga.

Sejak adanya Selokan Mataram, kehidupan rakyat Djogdjakarta lebih makmur daripada sebelumnya. Selokan sepanjang 31 KM itu telah mengairi ribuan hektar lahan pertanian hingga saat ini.

No comments:

Post a Comment