Djokjakarta

Tuesday 20 January 2015

Kronologi Operatie Kraai








Rencana Operasi Belanda
                Letnan Jenderal Spoor sebagai Panglima tentara Belanda di Indonesia dalam menyusun konsep umum operasi pada tanggal 19 Desember 1948 tidak hanya bertujuan merebut Jogjakarta ternyata juga dalam waktu yang bersamaan dilancarkan operasi di Jawa Tengah yang dilakukan melalui darat dalam gerakan kolone. Berdasarkan konsep umum tersebut maka komandan Divisi B segera menyusun rencana operasi divisi dengan membentuk kolone, sebagai berikut :
a.       Kolone I di bawah pimpinan Kolonel Van Langen bertugas menduduki Maguwo dengan pasukan para. Setelah Maguwo dikuasai akan didaratkan pasukan tempur “M” yang bertugas menduduki Yogyakarta. Pasukan lain dari kolone I ini bergerak ke Surakarta melalui poros Boyolali dan Kartasura.
b.      Kolone II di bawah pimpinan Kolonel De Vries bertugas membersihkan dan menguasai jalan raya Salatiga – Solo dan menguasai kota Solo.
c.       Kolone III di bawah pimpinan Letkol Schilperoord bergerak ke Cepu melalui Kudus, Rembang dan Blora untuk menguasai kota-kota tersebut.
d.      Kolone IV dibawah pimpinan Van Zanten, bertugas pokok bergerak dari Gombong melalui Kebumen ke Purworejo kemudian melalui Salaman ke Magelang. Kolone ini bekerjasama dengan Kolone I yang bergerak dari Yogya melalui 2 poros ke Magelang.
e.      Kolone V dibawah pimpinan Letkol Bastiaanse dengan tugas melalui poros Banjarnegara – Wonosobo untuk menguasai kota ini.

Kronologi  Operatie Kraai 19 Desember 1948
Adapun persiapan dan pelaksanaan operatie kraai tanggal 19 Desember 1948 yang dimulai dari  persiapan di lapangan Andir berdasarkan kronologi kejadiannya adalah sebagai berikut :

1.       Pukul 02.00 : Parasut-parasut sudah dibagikan kepada pasukan Para 1 dan Kompi Para KST. Sesudah itu perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan lainnya dimasukan ke pesawat-pesawat angkut C-47 A.
2.        Pukul 03.00 : Disampaikan Perintah Operasi terakhir kepada para awak pesawat, dan seperempat jam kemudian Komandan Pasukan Para disertai Panglima Teritorial Jawa Barat Mayor Jenderal Engels tiba di lapangan udara Andir.
3.       Pukul 04.00 : Letnan Jenderal Spoor dan Mayor Jenderal Engels melakukan inspeksi pasukan.
4.       Pukul 04.20 : Anggota pasukan yang akan diterjunkan di maguwo menaiki pesawat-pesawat yang sudah ditentukan.
5.       Pukul 04.30 : Pesawat C-47 A pertama meninggalkan landasan yang kemudian di ikuti pesawat-pesawat lainnya , pesawat terakhir yang berangkat melakukan lepas landas pada pukul 04.46.
6.       Pukul 06.00 : Lapangan Udara Maguwo dihujani bom dan tembakan mitraliur oleh 5 pesawat Mustang dan 9 buah Kittyhawk. Pesawat-pesawat ini sebelumnya melakukan redez-vous di udara diatas korvet Mr.Ms Torenvalkyang lego jangkar di pantai selatan jawa tengah pada kedudukan 08’.05’ lintang selatan dan 110’.10’ bujur timur . Dari sini pesawat-pesawat tersebut terbang ke utara menuju Maguwo.
7.       Kurang lebih pukul 08.25 : Pesawat angkut C-47 yang  pertama dari Group Tempur “M” mendarat di Maguwo . Komandan Group Tempur ini mengambil alih pimpinan atas group para.
8.        Sampai pukul 11.00 gerakan menuju kota Yogyakarta belum dimulai sebab masih menanti kedatangan Batalion Infanteri yakni 1-15 Regiment Infantrie pimpinan Mayor Scheers.
9.       Pukul 09.30 di Kalibanteng Semarang : Rombongan Batalion 1-15 RI dengan pesawat angkut melakukan tinggal landas menuju Yogyakarta. Rombongan terakhir tiba di Yogyakarta 2 Jam kemudian. Batalion ini terdiri dari 4 kompi dan 1 kompi markas.
Dalam operasi menduduki kota Yogyakarta ini di bagi dalam 2 sektor gerakan yaitu sektor utara dan sektor selatan dengan batas jalan kereta api. Batalion 1 bergerak ke utara dengan tugas menduduki kota Yogyakarta bagian utara dan Pasukan KST bergerak ke selatan melalui semaki dengan batas akhir kali/sungai Gajahwong. Menurut versi Belanda gerakan menuju kota Yogyakarta adalah merupakan gerakan perluasan pancangan kaki.
10.   Kurang lebih pukul 17.00 : tempat-tempat penting di kota Yogyakarta dikuasai oleh Belanda.

Sumber : Buku Serangan Umum 1 Maret 1949, Latar Belakang dan Pengaruhnya. Hal 83 – 93.

No comments:

Post a Comment