Serangan Umum Ke 1 ( 29 Desember 1948 dan peristiwa gugurnya DanYon 151 / Brigade X )
Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah puncak dari seluruh serangan umum
yang di selenggarakan sebelumnya. Adapun yang membedakan adalah Serangan
Umum sebelumnya di lakukan pada malam hari, berbeda dengan Serangan
Umum 1 Maret yang dilakukan pada pagi hingga siang hari. Serangan Umum
pertama dilakukan oleh seluruh sektor telah direncanakan sejak tanggal
26 Desember 1948 akan dilaksanakan pada tanggal 30 Desember yang
dipimpin langsung oleh komandan brigade X merpakan "Hadiah Tahun Baru"
bagi tentara Belanda. Rencana itu terpaksa di undur 1 hari karena
tanggal 28 Desember belanda bergerak dari kota ke barat dan terus ke
selatan menuju Bantul. Tanggal 29 Desember jam 21.00 tembakan di mulai,
sasaran kantor pos,
secodiningratan,ngabean,patukpakuningratan,sentul,pengok dan
gondokusuman.
Sektor utara, Batalion 151/Brigade X
pimpinan Kapten F.Hariadi pada tanggal 31 Desember 1948 menjelang tahun
baru 1 Januari 1949 melakukan serangan terhadap kedudukan Belanda yang
berada di Kaliurang. Tanggal 1 Januari 1949 jam 12.00 siang paskan ini
berhasil menduduki pakem dan berhasil memutus jalur komunikasi pasukan
Belanda antara Kaliurang dengan Yogyakarta. Dini hari tgl 2 Januari 1949
menghadang konvoi belanda yang bergerak dari medari menuju Yogyakarta.
Tanggal 3 Januari 1949 melancarkan serangan terhadap kedudukan Belanda
di Medari, kemudian mengundurkan diri ke utara dan beristirahat di Turi.
Tanggal 4 Januari dini hari pasukan belanda dari medari menyerang
kedudukan Yon 151 di turi secara frontal namun jam 11.00 pasukan belanda
berhasil di desak mundur kembali ke medari. Pada sore hari Yon 151
kembali ke pangkalan di desa Tunggul , barat Kaliurang untuk
konsolidasi.Pada tanggal 5 Januari 1949 dini hari Pasukan Belanda dari muntilan menyerang kedudukan Yon 151 ditunggul dengan kekuatan 1 seksi. Jam 09.00 pasukan belanda berhasil di pukul mudur dengan korban 3 tentara belanda, sedangkan dari pihak Yon 151 gugur komandan batalion 151 Kapten F. Hariadi. untuk mengisi kekosongan pimpinan pada tanggal 9 Januari komandan brigade X mengukuhkan Lettu Harjosoedirdjo sebagai Fungered (pejabat) komandan batalion 151.
Serangan Umum ke 2 ( 9 Januari 1949 )
Berdasarkan Surat Perintah Panglima Divisi III tanggal 1 Januari 1949
No.4/5/cop I maka komandan WK III mengeluarkan perintah siasat No.
09/S/Cop/49 tertanggal 7 Januari 1949 yang di tujukan kepada semua
komandan SWK untuk melakukan serangan umum ke 2. Adapun sektor0-sektor
serangan adalah :
a. Sektor A ( Kraton ke selatan jalan parangtritis - Imogiri - Bantul ).
b. Sektor B ( Wirobrajan - Ngabean - Kraton ke barat ).
c. Sektor C ( Gandekan, statsiun kereta api ke barat jalan magelang )
d. Sektor D ( Jalan Kaliurang - Jalan Solo ).
e. Sektor E ( Sentul - Balapan ).
Setiap sektor - sektor yang telah ditetapkan maka tiap-tiap komandan SWK telah ditentukan wilayah-wilayah serangannya yaitu :
a.
Sektor A ( Mayor Sardjono / SWK 102, tugasnya selain menduduki sektor A
juga mengadakan
hubungan erat dan memberikan bantuan dengan sektor
B dan E.
b. Sektor B ( Letkol Soehoed / SWK 103 )
c. Sektor C ( Letkol Rappar / SWK 103 A )
d.
Sektor D ( Kolonel Djatikusumo / SWK 105 A , Selain menduduki sektor D
juga mengadakan
hubungan erat dengan sektor A dan sektor E )
e. Sektor E ( Kapten Erman / SWK 101 )
f.
Kapten Hariadi (yang kemudian di gantikan oleh Lettu Hardjosoedirdjo /
peristiwa 5 Januari 1949)
/ SWK 104 melakukan serangan antara Yogya -
Tempel.
g. Mayor Soedjono / SWK 105 sasarannya Yogya - Prambanan lapangan udara Maguwo dan
bangunan-bangunan di Maguwo.
Sebagaimana serangan umum yang pertama , serangan umum yang kedua juga
dilaksanakan malam hari. Sebagai tanda pengenal adalah pemakaian janur
kuning atau lengan kiri di acungkan ke atas , kata sandi "Mataram -
Menang". Serangan umum ini berhasil sesuai dengan rencana dan
mengakibatkan korban yang cukup banyak di pihak Belanda.
Serangan Umum ke 3 ( 16 Januari 1949 )
Meskipun setiap serangan umum yang dilancarkan selalu dibalas dengan aksi pembersihan dan patroli yang diperketat oleh pihak Belanda hal ini tidak membuat kendur pihak Indonesia, bahkan Komandan WK III segera mengeluarkan perintah siasat No.10/S/Cop/49 tanggal 11 Januari 1949 yang berisi perintah kepada masing-masing komandan SWK untuk mengadakan serangan,penghancuran,penghadangan di sektornya masing-masing. Selain itu selama mengadakan serangan sendiri-sendiri supaya tetap bergerak secara serentak, serangan umum ketiga ini dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 1949. Serangan ketiga ini tidak hanya dilaksanakan malam hari tapi juga sore hari. Dalam serangan umum ketiga ini komandan WK III bergerak kearah timur sambil mengantarkan Lettu Marsoedi dan Lettu Amir Moertono untuk membentuk SWK 101 tersebut dalam kota. Salah satu tujuan pembentukan SWK 101 itu adalah meningkatkan perlawanan gerilya dalam kota dan koordinasi dengan pasukan-pasukan dari SWK 102 sampai dengan 106.
Serangan Umum ke 4 ( 4 Februari 1949 )
Pada serangan umum yang ke 4 ini koordinasi antara sesama SWK dan pemerintah sipil yang dipimpin Sri Sultan Hamengku buwono IX semakin mantap. Selain itu serangan umum ke 4 ini dimaksudkan mengadakan pengecekan terhadap kesiapan serangan umum yang akan diadakan pada siang hari. Terlebih dahulu diadakan serangan - serangan ke pos-pos Belanda diluar kota guna mengalihkan perhatian Belanda dengan taktik penyesatan.
Sumber : Buku Serangan Umum 1 Maret 1949 Di Yogyakarta , Latar Belakang dan Pengaruhnya
No comments:
Post a Comment