Djokjakarta

Saturday 6 December 2014

Jejak Pasukan Belanda di Yogyakarta di masa Agresi Militer II

KORPS SPECIALE TROEPEN

Pasukan dan Korps yang dibentuk Insulinde dimulai pada tahun 1946 inti dari pembentukan unit para-komando baru di Hindia Belanda. Independen muncul Depot Pasukan Khusus (Green Baret) dan Sekolah Parachute Pelatihan (baret merah) dan kemudian Para. Pada tahun 1948 berganti nama menjadi Depot Pasukan Khusus Korps Pasukan Khusus. Pada saat itu, unit-unit ini melakukan sejumlah tindakan pendek terhadap Partai Republik dan operasi besar-besaran di Sulawesi. Pada tahun 1947 datang melalui pembentukan kerjasama Para Kelompok Tempur antara perusahaan sekutu dari baret merah dan hijau. Pada bulan Juli 1949 baret merah dan hijau bersatu dalam Resimen Pasukan Khusus.Pada bulan Desember 1948, ketika militer dan situasi politik secara dramatis memburuk, pemerintah belanda memerintahkan sebuah penyerbuan besar-besaran yang disebut aksi polisinil ke 2 terhadap RI. Pada 19 Desember 1948 Belanda mengerahkan para-komando untuk melakukan serangan udara spektakuler ke ibukota republik Yogyakarta, pemerintah Republik keseluruhan, termasuk penangkapan Presiden Sukarno beserta pejabat pemerintahan lainnya.
Sumber :  http://www.korpscommandotroepen.nl/index.php?l=en&p=66

TIJGER BRIGADE
Pasukan Tijger Brigade di bawah pimpinan Kolonel Van Langen pada operasi gagak ( Operatie Kraai ) 19 Desember 1948 bergerak dari Semarang menggunakan pesawat Dakota menuju Djokjakarta setelah pasukan KST terlebih dahulu di terjunkan di Magoewo pada penyerbuan tersebut.

'De Blijvertjes'

Batalyon 1-15 R. I.atau 'De Blijvertjes' ( Penjaga ) pada tanggal 19 Desember 1948 diangkut dari kalibanteng menuju bandara. Dari sana mereka diterbangkan menggunakan pesawat Dakota menuju lapangan udara Magoewo, Yogyakarta. Pendaratan ini berlangsung dalam 2 kelompok , pertama dari KST  kemudian disusul oleh 1-15 R. I. dan setelah itu pasukan Stoottroepen di Magoewo.
1-15 RI pada dasarnya unit Airborne pertama dalam sejarah angkatan bersenjata Belanda. 'belati bersayap' sebagai bukti komitmen ini, kini dengan rasa tradisi, sebagai lambang dilakukan dalam 11 Airmobile Brigade. Pasukan ini juga pernah bermarkas di benteng Vredeburg .





Regiment Stoottroepen Prins Bernhard



Selama Aksi Polisi II pada bulan Desember 1948, 5 batalyon Resimen Stoottroepen (5-RS) ambil bagian dalam aksi "Gagak", melakukan penaklukan Yogyakarta dan memenjarakan para pemimpinnya. Pada tanggal 19 Desember 1948 batalion 5-RS adalah dengan Dakota pesawat angkut diterbangkan oleh bandara Magoewo di Yogyakarta. Setelah semua tappets di sore hari diterbangkan adalah bagian dari perawatan batalyon untuk menjaga bandara. 2 dan ke-4 cie 5-RS langsung pergi ke Yogyakarta. Hari berikutnya tappets di distrik selatan Korps Pasukan Khusus. 2 cie 5-RS juga terus menjaga istana di mana pemerintah republik, termasuk Sukarno dan Hatta, dipenjara. The 3rd Perusahaan 5-RS adalah pada tanggal 21 Desember ditempatkan di Salam dan Moentilan untuk mengamankan jalan Yogyakarta-Magelang. Akhir 1948, cie 3 5-RS dibawa kembali ke Yogyakarta. Selain keamanan Yogyakarta adalah batalyon juga posting di luar kota seperti, Kalioerang dan Sentolo. Setelah Aksi Polisi Kedua pecah waktu yang sangat sulit berpatroli dan melakukan pembersihan untuk menjaga bebas daerah sekitar pemberontak Yogyakarta.
Sumber :  http://nl.wikipedia.org/wiki/Regiment_Stoottroepen_Prins_Bernhard

7Th TANK SQUADRON



Selama Aksi Polisi -2 Tank Skuadron 7 mengambil tugas patroli lagi selain berpartisipasi dalam beberapa operasi yang lebih besar sekitar Bloembang , Djokja , dan Sentolo . Pada awal Januari Tank Skuadron 7 ambil bagian dalam serangan mendadak pada Wates dengan tujuan untuk melakukan kontak dengan W Brigade .
Dan bekerja sama dengan 1 -15 Resimen Infantri rute konvoi antara Djokja ke Magelang terus terbuka dan besar di sekitarnya di bawah kontrol . Patroli dilakukan baik dengan berjalan kaki dan dengan tank dan kendaraan bersenjata .
Ketika lawan mencoba menyerang dan merebut Yogya pada 1 Maret 1949 dengan memblokir semua jalan dan mengisolasi pos-pos yang lebih kecil . Itu peleton 3 dari Tank Skuadron ke-7 , yang hancur serangan itu dan terdengar alarm . Bersama dengan KNIL Infantri V dan 2 Bersenjata Car Skuadron Tank Skuadron 7 jijik serangan itu . Bergegas jalan sempit di dua tangki patroli Cadangan 2nd Letnan G. van Osch jatuh ke dalam penyergapan ketika riegelmine Jerman didorong keluar di depan tangki meniup jalur yang benar dari tanknya . Menembak dengan segala sesuatu yang mereka punya dua tank ditarik kembali keluar dari zona membunuh ( Cadangan 2 Letnan G. van Osch tangki menggunakan jalur kiri ) dan menjijikkan lawan sampai 2 peleton datang untuk menyelamatkan mereka menjawab panggilan untuk bantuan di radio .Ketika menjadi diketahui bahwa Djokjakarta itu harus dievakuasi dan diberikan kembali ke lawan . Lawan masih terus aktif di daerah dan menunda redrawal tersebut . Tapi evakuasi terus dan pada 30 Juni 1949 peleton tank -3 dari Tank Skuadron 7 meninggalkan Yogya bersama peleton 3 dari 2e Eskadron Pantserwagens sebagai unit Belanda terakhir.
Setelah Djokjakarta Tank Skuadron 7 ditempatkan di Magelang untuk reorganisasi dan istirahat . Selain kerja normal dengan unit yang berbeda dari Brigade Tijger peleton infanteri digunakan untuk menjaga Staf Brigade di Salatiga . Pada 17 Desember 1949 daerah sekitar Magelang diberikan kembali ke lawan . Kecuali posisi bernama poci kopi pertanian kopi sepi antara Magelang dan Ambarawa adalah Cadangan 2nd Letnan G. van Osch tinggal di belakang dengan 2 dan 3 tank pleton , peleton pengintaian dan pasokan detasemen besar . Tapi meskipun mereka berada di tengah-tengah daerah terus oleh lawan . Banyak pemimpin kampung bertanya G. van Osch untuk terus menjalankan patroli bersenjata . Untuk mengamankan daerah terhadap geng bersenjata dan sejumlah besar babi liar yang membuat banyak kerusakan di sawah-sawah . Oleh karena itu kesepakatan dibuat dengan lawan di daerah . Untuk terus menjalankan patroli bersenjata untuk membuat daerah aman dan untuk mendukung otoritas lokal .
 komandanKapten F. Kouwenhoven 17-11-1947 sampai 17-12-1948Kapten J. R. Schoemaker 18-12-1948 untukKapten J. J. belenggu1st Letnan W. K. Brederode 09-49 untukCadangan 2nd Letnan G. van Osch
 
 Pemimpin pleton StafCadangan 2nd Letnan D. Riemers 17-11-1947 sampai 16-11-1949Cadangan 2nd Letnan Jhr . P. J. J. Six 17-11-49
 
Pemimpin peleton TankPeleton 1 Cadangan 2nd Letnan H. A. Mentink2 pleton Cadangan 2nd Letnan JJM Lensing ke 13-04-492 pleton 2nd Letnan Riemers 14-04-493 pleton Cadangan 2nd Letnan G. van Osch



5-5-RI 'De Mortier van 5 ' 





Akhir tahun 1948, Aksi Polisi ke-2 dimulai dan 5-5 RI ambil bagian menuju ke Djocjakarta dan selanjutnya melalui Magelang ke Temanggoeng. Setelah kembali ke Djocjakarta diikuti banyak tempat lain di Jawa Tengah. Itulah awal dari periode yang sangat sulit, terutama pada pos-pos di sekitar Djocjakarta seperti Bantoel, Barongan, Sentolo, Kota Gedeh, Kedaton Plered, Sten, Wonosari, Gading, Pos Tjot, Pyoengan dan Tandjoeng Tirto.
Beberapa item (khususnya Kota Gedeh dan Kedaton Plered) diduduki oleh tentara dari Ost-cie dari batalyon ke-5 Grenadiers, bahwa Maret 1949 cie sebagai 4 ke 5-5 RI dipindahkan.
Setelah mengosongkan Djocjakarta pada tanggal 29 Juni 1949 batalion ditempatkan di dalam dan sekitar Klaten. Resimen ini di klasifikasikan masuk ke Tijgerbrigade dan Brigade V

Sumber :  http://5-5-ri.mysites.nl/mypages/5-5-ri/410345.html

426 Bataljon Infantrie 




Batalion  ini bergerak dari Semarang menuju Djokjakarta dengan menggunakan truck. Perjalanan cukup aman sehingga perjalanan mereka tidak memerlukan pengawalan yang ektra ketat sampai djokjakarta.

5 Garde Regiment Grenadiers
Organik dari: E-Divisie "Drietand"

Organik ini juga di perbantukan kepada T-Brigade dan beroperasi juga di wilayah Jogjakarta.




KOMPI ZENI TEMPUR
( Geni Park Compagnie )
2 GnParkCie
Organik dari : D-Divisie "Palmboom"
Di perbantukan ke : B - Divisie dan beraksi salah satunya di Jogjakarta


No comments:

Post a Comment