Djokjakarta

Tuesday, 23 December 2014

Kisah Kesederhanaan Seorang Instruktur MA


          Letkol Sahirjan adalah seorang instruktur dan dosen sejak MA sampai AKABARI UDARAT Magelang yang populer dikalangan kadet. Populer karena sikapnya yang dekat dengan anak didik serta sikap tindakannya yang penuh humor. Jiwa Pak Sahirjan sebagai tenaga pendidik itu dikarenakan beliau ada seorang guru yang kemudian pertama kali terjun ke dunia kemiliteran di masa pendudukan jepang sebagai Cudanco Peta. Kehidupan pribadinya amat sederhana,tipe dari seorang pejabat yang jujur dan bersih. Pada tanggal 19 Desember 1948 saat belanda menyerbu Yogyakarta beliau mendapat perintah dari Kolonel Djatikusumo untuk membumi hanguskan komplek MA, namun nasib malang sebelum beliau melaksanakan tugasnya beliau tertangkap tentara belanda yang kemudian ditawan di penjara wirogunan yogya. Semangat juangnya tidak padam mendorong beliau berusaha lari dari penjara, dan benar beliau akhirnya bisa lolos dari penjara dengan cara naik dan meloncat dari tembok penjara yang cukup tinggi dan kemudian menggabungkan diri dan bergerilya dengan pasukan kadet MA.
         Kepribadian beliau yang sederhana terutama kalau beliau sudah buka baju seragamnya dan hanya menggunakan celana pendek dan kaos oblong yang lusuh orang yang belum mengenalnya bisa salah sangka kepada beliau. Ini pernah terjadi pada suatu peristiwa saat beliau menjadi dosen AKABARI saat itu. Ada seorang prajurit taruna AKABRI baru pulang dari cutinya turun dari becak dengan membawa kopor dan bermacam-macam bungkusan oleh-oleh, ketika taruna itu melihat ada lelaki tua kurus bercelana pendek dan berkaos lusuh tidak jauh dari dia turun dari becak dengan nada memerintah dia memanggil lelaki tua tersebut “ Eh pak tolong angkatkan kopor saya !”. Orang yang dipanggil cepat dating dan membantu mengangkatkan kopor tersebut. Setelah tiba di asrama taruna itu hendak memberikan persen kepada lelaki tua yang disangkanya pesuruh itu, tetapi dengan nada hormat si “pesuruh” tersebut menolaknya. Setelah “pesuruh” tua itu pergi seorang taruna senior dating mendekati taruna juniornya tadi dan membentaknya “Tahu Lu siapa orang yang kau suruh bawa kopor tadi itu ?!” . Prajurit taruna yang ditanya gelagapan “ siap, tidak tahu!” , dengan mata melotot si senior membentak lagi “ Tahu lu, dia adalah seorang…….Brigadir Jendral, dan guru besar kita!” maka spontan lemaslah prajurit taruna itu,menyesal.
        Pak Sahirjan adalah satu-satunya guru/instruktur MA yang sejak jaman MA ditahun 1945 sampai jaman AKABRI di akhir hayatnya (wafat tahun 1975) tetap bertahan menjadi guru di Akademi Militer.

Sumber : Buku Akademi Militer Yogya Dalam Perjuangan Pisik 1945 - 1949

No comments:

Post a Comment