Letkol Sahirjan adalah seorang
instruktur dan dosen sejak MA sampai AKABARI UDARAT Magelang yang populer dikalangan
kadet. Populer karena sikapnya yang dekat dengan anak didik serta sikap
tindakannya yang penuh humor. Jiwa Pak Sahirjan sebagai tenaga pendidik itu
dikarenakan beliau ada seorang guru yang kemudian pertama kali terjun ke dunia
kemiliteran di masa pendudukan jepang sebagai Cudanco Peta. Kehidupan
pribadinya amat sederhana,tipe dari seorang pejabat yang jujur dan bersih. Pada
tanggal 19 Desember 1948 saat belanda menyerbu Yogyakarta beliau mendapat
perintah dari Kolonel Djatikusumo untuk membumi hanguskan komplek MA, namun
nasib malang sebelum beliau melaksanakan tugasnya beliau tertangkap tentara belanda
yang kemudian ditawan di penjara wirogunan yogya. Semangat juangnya tidak padam
mendorong beliau berusaha lari dari penjara, dan benar beliau akhirnya bisa
lolos dari penjara dengan cara naik dan meloncat dari tembok penjara yang cukup
tinggi dan kemudian menggabungkan diri dan bergerilya dengan pasukan kadet MA.
Kepribadian beliau yang sederhana
terutama kalau beliau sudah buka baju seragamnya dan hanya menggunakan celana
pendek dan kaos oblong yang lusuh orang yang belum mengenalnya bisa salah
sangka kepada beliau. Ini pernah terjadi pada suatu peristiwa saat beliau
menjadi dosen AKABARI saat itu. Ada seorang prajurit taruna AKABRI baru pulang
dari cutinya turun dari becak dengan membawa kopor dan bermacam-macam bungkusan
oleh-oleh, ketika taruna itu melihat ada lelaki tua kurus bercelana pendek dan
berkaos lusuh tidak jauh dari dia turun dari becak dengan nada memerintah dia
memanggil lelaki tua tersebut “ Eh pak tolong angkatkan kopor saya !”. Orang
yang dipanggil cepat dating dan membantu mengangkatkan kopor tersebut. Setelah
tiba di asrama taruna itu hendak memberikan persen kepada lelaki tua yang
disangkanya pesuruh itu, tetapi dengan nada hormat si “pesuruh” tersebut
menolaknya. Setelah “pesuruh” tua itu pergi seorang taruna senior dating mendekati
taruna juniornya tadi dan membentaknya “Tahu Lu siapa orang yang kau suruh bawa
kopor tadi itu ?!” . Prajurit taruna yang ditanya gelagapan “ siap, tidak tahu!”
, dengan mata melotot si senior membentak lagi “ Tahu lu, dia adalah seorang…….Brigadir
Jendral, dan guru besar kita!” maka spontan lemaslah prajurit taruna
itu,menyesal.
Pak Sahirjan adalah satu-satunya
guru/instruktur MA yang sejak jaman MA ditahun 1945 sampai jaman AKABRI di
akhir hayatnya (wafat tahun 1975) tetap bertahan menjadi guru di Akademi
Militer.
Sumber : Buku Akademi Militer Yogya Dalam Perjuangan Pisik 1945 - 1949
Sumber : Buku Akademi Militer Yogya Dalam Perjuangan Pisik 1945 - 1949
No comments:
Post a Comment